Euro telah melemah 15% di semester pertama akibat krisis utang pada negara zona Eropa yang mengancam kebradaan euro; namun investor telah memindahkan perhatiannya kepada AS yang telah terdepresiasi sebanyak 8% dari level tinggi 4 tahun pada bulan Juni. Publikasi data ekonomi AS lebih rendah dari estimasi, sedangkan rilis data Eropa melebihi prediksi. “Investor terlampau fokus pada masalah zona-euro dan tidak begitu perhatikan AS juga memiliki masalah besar,” papar David Bloom, strategis HSBC yang perkirakan euro akan ditutup tahun ini di level $1.35.
Situasi Ekonomi Inggris Lebih Baik
Sterling menyentuh level tertinggi tiga bulan terhadap dolar pada hari Senin, perpanjang penguatan akibat bagusnya pertumbuhan ekonomi dan mengikuti kenaikan pada mata uang beresiko tinggi lainnya
setelah hasi uji stress perbankan Eropa. Naiknya bursa saham Inggris dan global juga memberikan dukungan
meskipun investor tidak begitu yakin dengan kredibilitas uji stress.
Bagusnya publikasi data ekonomi minggu lalu menunjukkan ekonomi Eropa akan lebih baik dari
estimasi sebelumnya. Data Jumat juga perlihatkan ekspansi ekonomi Inggris sebanyak 1.1% di kwartal
kedua; pertanda situasi ekonomi Inggris lebih baik sehingga mendukung berlanjutnya reli sterling pada
hari Senin. Meskipun demikian, sebagian analis masih skeptis pound akan meneruskan reli melihat rapuhnya
momentum pemulihan di tengah drastisnya pemangkasan belanja pemerintah dan kenaikan pajak di akhir tahun.
Kenaikan Ekspor Pertahankan Pemulihan Ekonomi Jepang
Ekspor naik sehingga dapat pertahankan pemulihan ekonomi Jepang di tengah lemahnya pertumbuhan global dan penguatan yen. Ekspor melambung 27.7% di Juni; lebih tinggi dari prediksi 23.5% dan publikasi sebelumnya yang turun 1.8%. Meskipun ekspor meningkat untuk bulan ke tujuh, tapi ini kenaikan yang terkecil untuk tahun ini akibat berkurangnya permintaan dari Cina dan Eropa. Yen pertahankan penguatan setelah data dirilis, menyentuh level 86.83 terhadap dolar.
Yen menyentuh level kuat tujuh bulan terhadap dolar bulan ini, mendorong pejabat diantaranya Menteri Perdagangan Masayuki Naoshima untuk memberi peringatan bahwa penguatan yen dapat menekan ekonomi. “Ekspor merupakan mesin utama pemulihan ekonomi Jepang, namun ekspansi melamban di kuartal tiga dan empat,” kata Yoshiki Shinke, ekonom Dai-Ichi Life Research di Tokyo. “Penguatan yen juga mengurangi keuntungan eksportir.”
0 komentar:
Posting Komentar