Kamis, 22 September 2011

Pemimpin Bank Dunia Memperingatkan Penyebaran Krisis

Proteksionisme dan kebijakan populis di negara berkembang bisa naik  dari krisis utang yang tumbuh di Eropa berdaulat dan pemulihan ekonomi melemah di Amerika Serikat, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan pada hari Kamis.
Zoellick memperingatkan krisis lain sedang membangun pada saat anggaran negara berkembang banyak yang belum sepenuhnya pulih dari badai keuangan tahun 2008, menambah strain fiskal mereka.
Dia mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara lebih dari setengah dari anggaran negara-negara berkembang telah memburuk oleh 2 persen dari produk domestik bruto sejak 2007, dan lebih dari 40 persen dari negara berkembang sekarang memiliki defisit pemerintah lebih dari 4 persen dari PDB.
"Jika situasi memburuk lebih lanjut, maka pertumbuhan negara-negara berkembang 'bisa berubah turun, harga aset mereka bisa drop dan kemudian non-performing mereka dapat meningkatkan pinjaman," kata Zoellick.
"Dengan tekanan dan prospek kita harus mengantisipasi kemungkinan  tekanan proteksionis...kebijakan dan risiko mundur ke populisme," tambahnya.
Sementara ia masih percaya negara maju bisa menghindari resesi double-dip, Zoellick mengatakan keprihatinannya tumbuh kecuali jika mereka bertindak tegas untuk mengatasi masalah mereka.
"Krisis yang dibuat di negara maju bisa menjadi krisis bagi negara-negara berkembang," katanya. "Eropa, Jepang dan Amerika Serikat harus bertindak untuk mengatasi masalah besar ekonomi mereka sebelum menjadi masalah besar bagi seluruh dunia.

Negara berkembang, katanya, telah berkembang lebih tahan selama dekade terakhir dan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menahan krisis lain, tetapi mereka masih khawatir tentang efek spillover dari negara maju bermasalah.
Beberapa dampak terbesar untuk negara-negara miskin akan dirasakan melalui penurunan permintaan global, yang akan mempengaruhi harga perdagangan dan komoditas.
Zoellick mengatakan
$ 6100000000000 dihapuskan secara global di pasar saham menurun selama beberapa bulan, yang setara dengan 10 persen dari PDB global.
Sebuah pertemuan para pemimpin keuangan dari ekonomi pasar - Cina, India, Rusia, Afrika Selatan dan Brasil - di Washington pada hari Kamis menyerukan 'tindakan tegas' oleh negara-negara maju untuk mengatasi penurunan ekonomi mereka.
"Peran yang terbaik untuk negara-negara BRICs adalah sama sebagai peran terbaik untuk negara, yang fokus pada apa yang mereka perlu lakukan untuk bisa melewati bahaya keuangan saat ini dan untuk beralih ke pertumbuhan jangka panjang,"tambahnya.
Zoellick mengatakan ia memperhatikan dekat dengan keyakinan konsumen dan bisnis di negara berkembang.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ New Post Old Post ►