Selasa, 13 Juli 2010

Investor Khawatir Dengan Transparansi Uji Stress Uni Eropa

Euro melemah terhadap dolar seiring cemasnya investor terhadap transparansi dan
kredibiliatas uji stress sistem perbankan Uni Eropa. Men Keuangan Uni Eropa sedang mendiskusikan
seberapa banyak informasi yang diumumkan mengenai daya tahan 91 perbankan Eropa terhadap krisis utang.
“Ada kecemasan terhadap transparansi uji stress,” papar Ian Stannard, strategis BNP Paribas.
“Euro kembali tertekan dan akan melanjutkan penurunannya.” “Euro sudah tidak mengalami kondisi
oversold, dengan demikian euro rentan dengan berita negatif,” papar Greg Gibbs, strategis Royal Bank of
Scotland Group. Euro tertekan setelah harian Der Spiegel menulis Jerman berencana mengizinkan “gagal
bayar secara teratur” untuk obligasi pemerintah yang berpotensi merugikan pemegang obligasi. Investor
surat utang pemerintah hanya akan mendapatkan jaminan pembayaran setengah dari nilai obligasi.

Depresiasi Sterling
Gagal Dongkrak Aktivitas Ekonomi Inggris
Resesi Inggris mungkin lebih dalam jika pemerintah tidak memacu belanjanya demi
memulihkan ekonomi. Badan pusat statistik tidak merevisi pertumbuhan ekonomi tetap 0.3%. Akan
tetapi defisit neraca perdagangan melebar hingga 9.6 M pounds di kwartal pertama; defisit terbesar sejak
kwartal ketiga 2007. Pound melemah terhadap euro dan dolar setelah data dirilis. Pengeluaran pemerintah memberikan kontribusi 0.4% bagi GDP, dan penambahan investasi sebanyak 0.9%; ini berhasil mengimbangi kejatuhan 0.9% transaksi perdagangan luar negeri. Impor naik dan ekspor turun dalam persentasi yang seimbang. "Depresiasi sterling gagal mendongkrak aktivitas ekonomi Inggris," papar James Knightley, ekonom ING. "Dengan pengendalian fiskal dan tertahannya pertumbuhan belanja konsumen maka wajar ada
kecemasan terhadap prospek pemulihan Inggris."

BoJ Akan Tertekan Hasil Pemilu

Tekanan bagi Bank of Japan untuk memerangi deflasi sepertinya akan terus meningkat paska
kekalahan partai pemerintahan. Perdana Menteri Naoto Kan –yang juga pimpinan partai Demokrat- telah
kehilangan kendali terhadap MPR (parliament’s upper house) pada pemilu kemarin; sehingga dia mungkin
harus mengandalkan partai lain untuk meloloskan kebijakan pemerintah. “Kesamaan keinginan dari partai peserta pemilu adalah menghilangkan deflasi di Jepang,” papar Hideo Kumano, ekonom Dai-Ichi Life Research Institute. “Dengan demikian tekanan akan meningkat bagi BOJ untuk mengambil tindakan yang lebih
drastis.” Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa sepertinya tidak akan mengambil kebijakan baru pada pertemuan
minggu ini; meskipun prospek lemahnya pertumbuhan ekonomi dan ketidakstabilan politik dapat memaksa
bank sentral kembali melonggarkan kebijakan moneternya. “Pemerintah akan lebih fokus menangani
deflasi ketika pertumbuhan ekonomi melambat,” ungkap Kato, ekonom Credit Agricole CIB. “Partai Your
lebih menginginkan kebijakan moneter yang lebih longgar.”

Sumber: Team Analysis Monex

0 komentar:

Posting Komentar

◄ New Post Old Post ►