Tampilkan postingan dengan label cost and benefit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cost and benefit. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Januari 2013

Manfaat VS Biaya Energi Alternatif


Oleh: Zidnie Dzakya (Kajian Strategis BEM FEB UGM)

Besarnya tingkat subsidi yang diberikan dari APBN kepada energi seperti BBM dan listrik lama-kelamaan akan menjadi bumerang bagi fiskal dan perekonomian Indonesia. Karenanya, perlu ada revolusi terhadap energi alternatif agar ketergantungan masyarakat terhadap energi yang telah ada dan akan segera habis sehingga membuat harganya mahal perlahan-lahan tergantikan. Hanya saja biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan energi alternatif itu apakah lebih besar dengan manfaat yang diberikan energi altenatif untuk perekonomian Indonesia.

Subsidi terbesar dari anggaran negara adalah untuk subsidi energi dalam hal ini BBM dan listrik. Namun sampai sekarang pengadaan subsidi tersebut tidak tepat sasaran padahal minyak semakin langka dan mahal. Oleh karena itu, perlu ada alternatif untuk energi selain minyak dan listrik. Apabila telah ditemukan alternatif diluar minyak dan listrik, maka negara dapat menghemat beberapa persen dari APBN dan dapat dialihkan untuk subsidi non-energi seperti pangan, pupuk dan lain sebagainya. Namun sebelum menuju itu, pemerintah harus lebih dulu mengalihkan subsidi energi tersebut kepada subsidi dan bantuan pengelolaan dan penelitian energi alternatif.

Dewasa ini telah muncul berbagai jenis mobil dengan energi alternatif seperti surya, listrik dan biosolar. Namun penelitian dan perakitan mobil dengan bahan bakar alternatif tersebut terbentur dana. Pemerintah seyogyanya membantu. Biayanya memang cukup besar namun manfaat jangka panjang nya memang lebih menguntungkan daripada apabila pemerintah terus-terusan memberikan subsidi energi seperti BBM dan listrik dimana kita tahu bahwa subsidi trsebut masih banyak yang salah sasaran.

Hanya saja, kembali ditekankan bahwa pengalihan tersebut perlu ada kontrol dan monitoring dari pihak terkait dan kita semua. Agar manfaat dan biaya dari pengalihan subsidi energi kepada pengembangan energi alternatif dapat tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan kita bersama. Sehingga pada akhirnya manfaat dan biaya dari pengalihan tersebut lebih besar manfaat. Sehingga kita bersama dapat menyelamatkan fiskal perekonomian Indonesia dan dapat menghemat energi yang pada akhirnya harusnya subsidi energi yang bekum tepat sasaan tersebut dapat diberikan kepada masyarakat strata menengah kebawah dengan subsidi non-energi seperti pupuk dan lain sebagainya.

Kesimpulannya, manfaat dan biaya yang dikeluarkan dari pengadaan dan pengembangan energi alternatif, pengalihan APBN dari subsidi energi (BBM dan listrik) menjadi bantuan pengelolaan, penelitian dan pengembangan energi alternatif lebih besar manfaatnya dalam jangka panjang,. Karena subsidi energi sampai saat ini tidak tepat sasaran dan pemborosan APBN. Memang biaya yang dikeluarkan dari penelitian dan pengembangan energi alternatif besar, namun hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Yang ini akan berdampak pada tingkat subsidi yang diberikan pemerintah diambil dari APBN akan berkurang dan dapat dialihkan (di masa mendatang) menjadi subsidi non-energi yang lebih bersahabat kepada masyarakat menengah ke bawah. 

Kamis, 03 Januari 2013

Penghematan Energi dan Dampaknya kepada APBN


Oleh: Zidnie Dzakya (Kajian Strategis BEM FEB UGM)

Anggaran Negara (APBN) berpeluang mendekati 3 persen karena krisis Eropa. Namun dengan penghematan energi yang dilakukan bersama-sama, dapat diturunkan menjadi 2,3 persen. Menteri Keuangan menyampaikan bahwa menjaga sisi fiskal dari perekonomian kita saat ini adalah dengan cara menghemat energi untuk mengendalikan defisit anggaran. Hampir Rp300triliun dari APBN hanya digunakan untuk subsidi BBM dan listrik. Ini yang semestinya disadari juga oleh seluruh elemen masyarakat. Bahwa penggunaan BBM dan listrik itu tidak sepenuhnya dibayar oleh masyarakat. Penghematan energi yang sedang digencarkan sejak Mei 2012 amat membantu untuk menekan tingginya angka subsidi yang berimbas kepada anggaran negara (APBN).
Lebih naas lagi karena subsidi yang amat besar itu 77 persen jatuh kepada pihak yang semestinya tidak mendapatkan. Seperti subsidi BBM premium yang sampai sekarang belum jelas pembagian siapakah yang semestinya mendapatkan. Tentunya ini akan menambah defisit anggaran negara. Energi berupa BBM dan listrik itu amat dibutuhkan, hanya saja penggunaannya dapat dikontrol dan menjadi gerakan sadar dan hemat energi.
Subsidi yang besar itu dapat dihemat dan kemudian dialihkan ke pembangunan infrastruktur negara. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam upaya penghematan massal energi agar membantu menekan defisit anggaran adalah mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Ketergantungan terhadap minyak harus segara dikurangi mengingat minyak semakin langka dan membuat harga nya menjadi mahal. Pengalihan APBN yang awalnya untuk subsidi BBM dapat juga dialihkan untuk pembangunan atau penelitian energi alterntif yang nantinya menjadi solusi ketergantungan BBM. Hanya saja, perlu digaris bawahi bahwa perlu adanya monitoring dan controlling yang jelas dari kementrian terkait apabila ada pengalihan APBN dari subsidi energi ke pembangunan infrastruktur maupun kepada penelitian energi alternatif.
Tingkat subsidi terhadap BBM semakin hari semakin naik mengingat harga minyak dunia yang juga semakin naik. Ini tentunya tidak sehat bagi APBN negara. Sehingga perlu adanya energi alternatif menggantikan BBM agar tidak terjadi pergolakan ekonomi. Pergolakan ekonomi yang berlebihan dapat menyebabkan inflasi, kesejahteraan masyaraat merosot, pengangguran semakin banyak karena PHK. Maka karena hal itu pemerintah juga harus mengeluarkan dana untuk menetralkan stabilitas fiskal.
Trade off yang terjadi ini nampaknya harus dimulai dengan langkah konkrit pemerintah untuk membuat masyarakat menghemat energi dan pemerintah bertanggung jawab dengan menyediakan energi alternatif. Agar nantinya subsidi dari APBN tidak hanya berkisar kepada subsidi energi –yang dimana sampai saat ini masih salah sasaran- dan mulai menyasar kepada subsidi non energi seperti subsidi pangan, pupuk, benih yang itu lebih menyasar kepada golongan strata msyarakat tertentu dan menjadi tepat sasaran. 
Old Post ►
 

Copyright 2012 Info Ekonomi Mancanegara: cost and benefit Template by Bamz | Publish on Bamz Templates